Saturday, August 4, 2018

SPIDERMAN HOME COMING :Resensi, Review, Ringkasan Lengkap Film


Judul Resensi : Superhero Ala Anak Remaja



Judul               : Spiderman : Homecoming
Jenis Film        : Fantasi, fiksi ilmiah, laga, dan petualangan.
Sutradara         : Jon Watts
Produser          : Kevin Feige, Amy Pascal
Skenario          : Jonathan M. Goldstein, John Francis Daley, Jon Watts
                          Christopher Ford, Chris McKenna, Erik Sommers
Tanggalrilis      : a.  5Juli 2017 (Indonesia)
                          b. 7 Juli 2017 (AmerikaSerikat)
Durasi              : 133 menit
Studio             : Columbia Pictures, Marvel Studios, Pascal Pictures
Pemeran          : a.  Tom Holland                    (Peter Parker / Spider-Man)
                        b.  Michael Keaton                  (Adrian Toomes / Vulture)
                        c.  Robert Downey Jr.             (Tony Stark / Iron Man)
                        d.  MarisaTomei                      (May Parker)
                        e.  JonFavreau                         (Happy Hogan)
                        f.  GwynethPaltrow               (Pepper Potts)
                        g.  Zendaya                            (Michelle)
                        h.  Donald Glover                   (Aaron Davis)
                        i.  JacobBatalon                      (Ned)
                        j.  Laura Harrier                       (Liz)
                        k. Tony Revolori                    (Flash)
Resensi Lain :
- Resensi Film Transformer 5 The Last Knight

A. Latar Belakang Kepengarangan

Latar belakang kepengarangan menulis kisahSpiderman :Homecoming adalah melanjutkan kisah Peter Parker (Tom Holland) yang terjadi beberapa bulan setelah kejadian di film Captain America: Civil War. Peter Parker (Tom Holland), seorang anak muda yang memperlihatkan aksinya dalam film tersebut kembali ke kehidupannya bersama bibi May dibawah pengawasan sang mentor, Tony Stark (Robert Downey Jr) yang mempersiapkan Spidey dalam kelompok 'Avengers'.
B. Sinopsis Cerita
Film Spider-Man: Homecoming masih menceritakan sesosok Peter Parker yang diperankan oleh Tom Holland, seorang pelajar SMA yang secara tidak masuk akal mendapatkan kekuatan laba-laba akibat terkena gigitan laba-laba transgenic yang membuatnya memiliki kemampuan selayaknya laba-laba seperti mengeluarkan jaring, memanjat gedung tinggi, dan insting yang kuat.
Secara tidak langsung kekuatannya ini menjadikan Peter Parker memiliki tanggung jawab besar untuk melindungi dunia dari serangan musuh-musuhnya. Tony Stark (Iron Man) yang diperankan oleh Robert Downey Jr, ikut hadir pula dalam film Spider-Man: Homecoming untuk membantu Peter yang masih sangat muda untuk melindungi dunia.
Dalam film Spider-Man: Homecoming muncul sesosok musuh baru bagi Spider-Man bernama Vulture yang diperankan oleh Michael Keaton, yang meneror kota sehingga membuat Spider-Man harus bekerja keras demi menyelamatkan seluruh kota. Bersamaan dengan hal ini pula, Peter mengalami kegalauan antara membagi waktu untuk menyelamatkan kota dengan kegiatan sehari-harinya sebagai manusia normal dengan profesi pelajar SMA.
Terdapat 3 hal yang dikhawatirkan para penggemar Spider-Man setelah menonton trailer pertama film ini, dan semuanya tidaklah terbukti:
1. Spider-Man tidak lagi original karena berkostum canggih.
Siapapun yang masih mengatakan hal ini jelas belum menonton filmnya. Percaya atau tidak, inti cerita dari Spider-Man: Home coming justru difokuskan untuk membuktikan bahwa Spider-Man bukanlah superhero yang bergantung pada teknologi canggih.
2. Peran Iron Man terlalu mendominasi.
Kemunculan Tony Stark di trailer memang terlalu sering, tapi itu semua tidak lebih dari sekedar kepentingan marketing. Faktanya, porsi kemunculan Iron Man di Spider-Man: Home coming tidaklah sebanyak yang semua orang kira. Peter Parker malah lebih banyak berhubungan dengan Happy, pegawai Stark Industries yang secara khusus ditunjuk Tony untuk mengawasi tingkah lakunya.
3. Spider-Man dan Iron Man
C. Kelebihan
Seluruh film sudah terungkap di trailer.Ini memang kelemahan film Marvel yang suka mengekspos hamper seluruh cerita di cuplikan trailer. Melihat begitu banyak adegan lucu dan menakjubkan yang terungkap di trailer Spider-Man: Home coming, banyak fans kembali memprediksi hal serupa. Sejatinya, Spider-Man: Home coming bias dikecualikan dari kesalahan itu karena film ini menyimpan banyak sekali kejutan yang belum terungkap di trailer.

Sangat menghibur, bukan film Marvel namanya kalau tidak dibumbui komedi. Ada fans yang memang menyukai film superhero Marvel karena hal ini, ada pula penonton yang menganggap unsure komedi itu hit or miss. Hit jika dibubuhkan di film ringan seperti Ant-Man, miss apabila dipaksakan di film serius seperti Captain America: Civil War.

Kabar baiknya, Spider-Man: Home coming termasuk salah satu film Marvel yang sangat berhasil menggabungkan unsure komedi dengan tema heroik. Ini dikarenakan oleh konsep Spider-Man yang lebih 'santai' sehingga bias memberikan banyak ruang untuk adegan dan dialog-dialog lucu. Hasilnya, Spider-Man: Home coming menjadi tontonan komedi tersukses dan paling menghibur dari Marvel.

Cerita mengalir seru, sepanjang durasi Spider-Man: Homecoming, hamper tidak ada momen membosankan yang membuatnya mudah diabaikan. Film ini seakan-akan meminta penonton untuk terus menyimak ceritanya dengan alur yang sangat fluktuatif. Sekedar tips, jangan bertanya pada orang lain untuk menjelaskan spoiler atau adegan yang tak sengaja Anda lewatkan. Eksekusi setiap momen di film ini tak bias disampaikan dengan kata-kata biasa.

Tom Holland tampil prima, ia berhasil membawakan peran Peter Parker sebagai remaja tanggung yang masalah sehari-harinya adalah menghadapi bullying di sekolah. Ia bias menyatu dengan karakter yang dilakoninya, dan sukses memvisualisasikan penokohan Spider-Man yang baru belajar menjadi superhero. Segala ego, harapan, dan perjuangan dari anak sekolahan yang ingin memanfaatkan kekuatannya untuk kebaikan juga bias ia gambarkan dengan sempurna.

Vulture bukan penjahat biasa,karakter antagonis di film ini tidak termotivasi oleh keinginannya untuk menguasai dunia ataupun hasrat menuntaskan balas dendam. Melalui Vulture, Marvel sukses menampilkan karakter penjahat yang terbentuk semata-mata karena keadaan. Sekedar info, upaya ini pernah dicoba di Iron Man 2 dan Iron Man 3 tapi selalu gagal.
Vulture dan Spider-Man adalah duo pahlawan dan penjahat dengan dinamika unik. Tujuan mereka saling bertentangan, tapi ada prinsip - prinsip yang membuat mereka sepaham. Sekalipun mereka sering bertarung, ada saat-saat dimana keduanya justru bersikap saling melindungi.
Menonjolkan sisi kepahlawanan, di luar, Spider-Man: Home coming tampak didominasi oleh drama anak sekolahan yang umum dijumpai di film-film remaja. Namun jika dikupas lebih lanjut, fokus film ini berpusat pada sisi heroik Spider-Man, dan perjalanannya dalam menemukan esensi itu dalam dirinya. Aspek ini menurut saya sudah tersampaikan dengan baik. Sayangnya, sisi heroic ini rawan luput dari pengamatan para penonton yang mudah teralihkan oleh adegan-adegan lucu, aksi pertarungan, dan drama remaja di sepanjang film.
Mempertahankan nilai asli Spider-Man, cirri khas Spider-Man sebagai superhero rendah hati yang berjuang membela kebenaran betul-betul dimaksimalkan di film ini. Ada pengembangan karakter yang cukup mengesankan, di mana penonton bias benar-benar meresapi perjalanan Peter Paker hingga ia menjelma sebagai sosok pahlawan tanpa pamrih.
Plot twist sukses dan efektif, Spider-Man : Home coming bukanlah film yang terlalu filosofis ataupun memaksakan kompleksitas cerita. Plot twist film ini sangat proporsional dan tepat sasaran, sehingga tidak terkesan dibuat-buat ataupun ditambah-tambahi, serta berhasil membuat para penonton terperangah.
D.Kelemahan
Struktur cerita tidak sempurna, ada 3 keganjilan yang membuat plot Spider-Man: Home coming gagal sempurna. Pertama, mengapa sebuah pesawat yang mengangkut senjata-senjata berbahaya dibiarkan mengudara begitu saja, tanpa pengawalan dari anggota Avengers atau setidaknya pasukan robot Iron Man? Apakah supaya Spider-Man dan Vulture bebas bertarung di sana?
Kedua, adalah suatu hal aneh ketika Iron Man yang saat ini "sangat bertanggung jawab" terhadap keselamatan dunia, tidak lagi mengawasi Vulture setelah mengetahui ancaman yang bias dihadirkannya. Apakah ia sengaja melakukan itu untuk menguji Spider-Man, atau ini sekedar plot hole semata? Hmm...
Ketiga, bagi siapapun yang nonton Captain America : Civil War sebelum menyaksikan film ini, pasti bias mendeteksi keganjilan pada keahlian Spider-Man. Di Civil War, ia tampil mengesankan, tangguh, dan bias merepotkan tim Captain America. Namun di Spider-Man: Home coming yang latar waktunya terjadi setelah Civil War, kemampuan sang tokoh seperti menyusut ke level pemula. Apakah para penulis tak menyadarinya, atau sengaja mengorbankan detail ini hanya untuk memaksimalkan unsure komedi? Hanya mereka yang tahu.
Karakter pendukung tidak maksimal, selain Ned, Happy, dan Bibi May, semua karakter pendukung di film ini sangat tidak mengesankan. Liz sicewek yang ditaksir Peter Parker terkesan tipikal, Michelle gagal tampil special dan tidak signifikan, apalagi para antek-antek Vulture yang tidak memiliki satu pun dialog bermutu (kecuali satu tokoh yang 'diinterogasi' Spider-Man).
Michael Keaton kurang simpatik, sebagai pemeran tokoh penjahat yang tidak sepenuhnya jahat, Michael Keaton terlalu berupaya menajamkan  gimmick  antagonisnya. Ia tidak mengimbangi sisi itu dengan pembawaan simpatik yang diperlukan untuk menunjukkan dimensi lain dari karakternya.
Klimaks kurang rapi, selain masalah struktur cerita,  bagian klimaks film ini tersandung di bagian editing dan visual. Adegan yang seharusnya menjadi pemuncak cerita tidak bias benar-benar dinikmati karena cenderung berantakan. Menurut saya, bagian terbaik di film ini justru ada pada building climax dan resolusi.


E. Kesimpulan
Film Spiderman : Home coming merupakan film superhero besutan Marvel. Film ini sangat menarik dengan tema superhero dan di tambah bumbu humor. Selain itu film ini juga sangat memotivasi kita, terutama kita harus selalu membela kebenaran apapun yang terjadi. Film ini juga cocok ditonton berbagai kalangan.


EmoticonEmoticon